Secandu-candunya dengan drama korea ada kalanya nemu drama
yang nggak sesuai selera. Bukan jelek ya, nggak cocok dengan selera saja.
Pertimbangan dalam nonton drama ala saya biasanya adalah cast-nya dulu, kedua
ceritanya, ketiga promonya, keempat jumlah episode, kelima chanelnya. Kenapa
cast? Orang-orang ini yang akan saya lihat sepanjang drama, orang-orang yang
menghidupkan tokoh-tokoh dalam cerita, kalau sama castnya aja nggak suka gimana
dong? Kedua cerita, termasuk judul, nama sutradara, dan penulisnya. Ketiga
promo, drama yang dipromo besar-besaran adalah drama yang biaya produksinya
besar, kecil kemungkinan dramanya akan sembarangan dan mengecewakan.
Walaupun sudah melewati pertimbangan standart ini pernah
juga nemu drama yang nggak sesuai selera. Beberapa drama tetap selesai
ditonton, tapi ada kalanya tidak bisa dipaksakan. Beberapa drama ini
benar-benar tidak berhasil saya selesaikan hingga saat ini.
Missing You (2012)
Drama ini
bagus, beneran bagus. Episode awal saat Yoo Jin Goo (as Jung Woo) dan Kim So Hyun (as Soo Yeon)
beradu akting benar benar membuat larut.
Air mata rasanya nggak bisa berhenti ngalir. Pikir saya,
biasa, drama korea bakal sedih di episode awal. Antusiasme nonton drama
ini berlanjut sampai episode saat Jung Woo (Park Yoo Chun) dan Soo Yeon (Yoon Eun Hye) sudah dewasa dan bertemu lagi
setelah sekian lama. Prediksi salah, drama ini tipe drama yang "gelap", sediiiih melulu. Drama ini mulai terasa melelahkan,
mungkin juga saya yang
kelelahan karena terlalu larut. Butuh energi besar untuk menonton drama
ini,
juga butuh pikiran yang jernih biar nggak baper. Drama ini bikin
perasaan jadi nggak enak dan saya menyerah di episode pertengahan.
Pretty Man (2013)
Bisa dibilang saya adalah Uaena. Jadi secara cast drama ini
menarik. Episode awal drama ini menyenangkan, lucu, sangat komikal. Tapi
serangkaian “tugas-tugas” yang harus dikerjakan Dokgo Ma Te (Jang Geun Suk)
terasa membosankan. Satu tugas selesai, tugas lagi, tugas lagi. Memang tugasnya
berbeda-beda, tokohnya berbeda beda, tapi motifnya jadi monoton. Kakarter Kim
Bo Tong (IU) memang unik dalam drama ini tapi entah mengapa tak berhasil menjadi
sesuatu yang memaksa saya menyelesaikan drama ini.
Blood (2015)
Agak jahat saya sama drama ini, maaf buat yang suka. Tapi ampun deh drama ini...capek
nontonnya. Alur ceritanya lambat banget, banyak adegan yang nggak perlu.
Dua pemeran utamanya nggak ada chemistrynya. Ahn Jae Hyeon
pertama kali pegang peran utama, peran dokter sekaligus vampire jelas bukan hal
yang ringan buat siapapun. Wajar
jika masih kurang percaya
kalau dia dokter hebat seperti percaya sama Lee Jong Suk (Doctor
Stranger), kurang percaya juga kalau dia vampire seperti Lee Soo Hyuk (Scholar
Who Walks The Night). Lebih buruk
karena Go Hye Sun main setengah hati
mungkin ya. Saya bertahan nonton drama ini sekitar 8 episode dan selama episode itu cerita masih berputar-putar dan gitu-gitu aja.
Heart It
Through The Grapevine (2015)
Lee Joon dan Go Ah Sung. Awalnya drama ini enak ditonton, ceritanya tegas dan cepat. Drama
ini menyenangkan, komedinya dapet, dramanya juga dapet. Ada hal-hal kecil yang
justru menyayat hati, khas genre romatic comedy. Satire-satire soal kritik
sosial cukup terasa dalam drama ini. Tapiiii setelah sekitar 10 episode
cerita melambat, konflik
yang sama diulang-ulang,
muter muter dan itu itu aja. Drama yang lugas di awal ini terasa berubah
stylenya secara tiba-tiba. cerita seperti ditempel dan ditambal sana sini biar jumlah episeodenya banyak. Baru
sadar ternyata bakal tamat di episode 32 (dan baru tahu ternyata selesai di episode 30), hahaha...saya masih kuat nonton sampai episode 18an, tapi
setelahnya saya menyerah.
Menuliskan tentang ini bukan berarti menyebarkan penilaian
bahwa drama ini jelek dan nggak layak tonton ya...Ini sekedar sharing
pengalaman saya yang nggak sanggup menonton drama tersebut sampai episode
terakhir. Mungkin drama-drama ini justru menunjukkan kekuatnnya saat saya sudah
tidak menonton??? Bisa saja.
No comments:
Post a Comment